MAKALAH
KERAJINAN TEKSTIL
Diajukan untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Kerajinan
Disusun Oleh :
..................................................
SEKOLAH
..............................
Tahun
.............................
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, Makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu ,
harapan dan mendapat daya dukung sarana. Makalah ini berjudul “Kerajinan
Tekstil”. Makalah ini di selesaikan Dengan kemampuan dan keterbatasan Penulis.
saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang
masih memerlukan banyak perbaikan. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan makalah ini.
Saya
selaku penyusun berharap semoga hasil-hasil yang dituang dalam Makalah ini ada
manfaatnya bagi masyarakat, lingkungan , dan
ilmu pengetahuan .
|
………………..,………………
Penulis
|
BAB I
KERAJINAN TEKSTIL
A.
PENGERTIAN KERAJINAN TEKSTIL
Kerajinan
tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat atau memakai tekstil
sebagai bahan utama. Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah
menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai
produk kerajinan lainnya. Dari
pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk
tekstil meliputi produk serat, benang,
kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya
bahan tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut: 1. Berdasar jenis
produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi (pakaian / produk kerajinan dll) 2.
Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran 3. Berdasarkan
jenis warna/motifnya: putih, berwarna, bermotif/bergambar 4. Berdasarkan jenis
kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang gintir.
B.
KONSEP
DASAR KERAJINAN TEKSTIL
A.
Prinsip-Prinsip
Seni
Tidak
semua produk yang berbahan utama tekstil bisa disebut sebagai karya seni, sebab
perwujudannya harus memenuhi prinsip-prinsip berikut:
a. Unity
(kesatuan)
Suatu
benda yang dikatakan memiliki nilai seni estetis, harus merupakan kesatuan dan
perpaduan dari unsur-unsur pembentuknya secara baik dan sempurna.
b. Complexity
(kerumitan)
Suatu
benda yang memiliki nilai estetis pada dasarnya tidaklah sederhana, dalam
pengertian mengandung unsur-unsur yang berpadu dengan kerumitan tertentu
seperti saling bertentangan, berlawanan, dan saling menyeimbangkan
c. Intensity
(kesungguhan)
Suatu
benda yang dikatakan yang memiliki nilai estetis bukanlah suatu benda yang
kosong, melainkan memiliki kualitas yang menonjol dalam penampilannya. Nilai
itu bisa bersifat lembut atau kasar, gembira atau duka, suram atau ceria yang
ditampilkan secara sungguh-sungguh.
C.
DESAIN
KERAJINAN TEKSTIL
Kerajinan
tekstil yang akan diwujudkan menjadi karya seni akan terwujud secara maksimal
apabila melalui tahap pembuatan produk kerajinan tekstil. Desain merupakan
langkah awal dalam mewujudkan suatu karya seni, dan desain merupakan rancangan
yang akan memudahkan dalam pencapaian tujuan atau penciptaan karya seni. Dengan
demikian desain dapat diartikan sebagai suatu rancangan gambar yang nantinya
dilaksanakan dengan tujuan tertentu yang berupa susunan dari garis, bentuk,
warna, dan tekstur. Desain dapat diterapkan pada berbagai benda yang ada di
lingkungan kita.
Untuk
mendapatkan suatu produk kerajinan tekstil yang baik memerlukan sebuah
perencanaan yang didalamnya terdapat kesatuan antara bahan yang digunakan
dengan fungsi serta jenis benda yang dibuat, kerumitan dalam pengerjaannya yaitu
perpaduan yang seimbang, berlawanan, atau saling bertentangan yang menghasilkan
nilai estetis pada benda tersebut.
Suatu
desain yang baik akan memperlihatkan susunan yang teratur dari bahan-bahan yang
dipergunakan sehingga menghasilkan suatu benda yang indah dan dapat
dipergunakan. Dalam hal ini terdapat dua macam desain, yaitu structural design (desain struktur) dan decorative design (desain hiasan)
a.
Structural Design (desain struktur)
Structural Design
(desain struktur) adalah susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur dari
suatu benda baik berupa benda yang mempunyai ruang maupun gambaran dari suatu
benda. Contoh desain struktur: gambaran suatu benda yang akan dibuat dilengkapi
dengan keterangan ukuran, warna, dan bentuknya.
b.
Decorative Design (garnitur)
Decorative Design
(garnitur) adalah sentuhan/perlakuan yang diberikan pada permukaan busana yang
memberikan efek visual memperindah penampilan. Garnitur bisa sebagai unsur
dekoratif/hiasan atau sebagai unsur fungsional.
Terdapat
tiga cara dalam menyusun decorative
desain, yaitu: By the color and pattern, By construction dedtails,
By decorative trims. (Davis dalam Mila Karmila, 2006: 27)
i. By the color and pattern,
yaitu warna dan motif yang tersusun dalam suatu bahan tekstil pada busana,
secara tidak langsung juga berfungsi sebagai decorative design.
ii. By construction details,
yaitu membentuk detail hiasan tertentu pada busana disini biasanya dilakukan
dengan membuat jahitan/setikan pada kain/tekstil.
iii. By decorative trims,
yaitu teknik yang biasanya berupa tempelan kain diatas permukaan kain dengan
menambahkan unsur pelengkap lain pada permukaan kain.
Pembuatan
produk kerajinan tekstil dilakukan dengan cara menentukan jenis benda apa yang
akan dibuat (benda hias atau benda pakai), membuat desain produk, membuat
desain hiasan pada produk, menyiapkan bahan dan alat serta langkah kerja
pembuatan produk kerajinan tekstil.
BAB II
JENIS-JENIS KERAJINAN
TEKSTIL
1.
KERAJINAN
BATIK
Pengertian
Dan Fungsinya Membatik merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan bahan lilin
yang dipanaskan dan menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola
gambar atau motif yang dioleskan di atas selembar kain. Teknik pewarnaannya
menggunakan teknik tutup celup. Karya seni batik ini merupakan salah satu seni
terapan Nusantara yang menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia. Sekarang
ini, teknik membatik sudah lebih berkembang. Membatik tidak saja menggunakan
alat canting tetapi sudah menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas dan cap
(printing). Maka karya seni batik kemudian dibedakan menjadi :
a. Karya
seni Batik Tulis Menggunakan alat tradisional berupa canting dengan teknik yang
lebih sederhana.
b. Karya
seni Batik Cap (printing) Menggunakan alat modern dengan teknik yang lebih
beban dan kreatif. Berdasarkan fungsinya, seni membatik dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Fungsi
Praktis Kain Batik dipergunakan sebagai bahan sandang untuk pakaian, sarung
bantal, taplak meja dan sebagainya
b. Fungsi
Estetis Kain dengan motif batik dapat dipergunakan sebagai karya seni hias atau
lukisan. Pola batik gambar-gambar yang digunakan dalam membatik biasanya
menggunakan ragam hias. Untuk karya seni batik tradisional selalu menggunakan
ragam hias tertentu yang telah lama diterapkan secara turun-temurun sejak jaman
dulu. Ragam hias tersebut mempunyai makna atau simbolik tertentu. Namun saat
ini sudah banyak dijumpai ragam hias batik dengan pola kreasi yang lebih bebas.
Pola Hias merupakan unsur dasar yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam
mendesain sebuah hiasan Motif Hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar
dalam ragam hias, meliputi bentuk
manusia, alam, tumbuhan dan hewan. Ragam hias adalah bentuk susunan pola hias
dari satu atau lebih motif hias dengan kaidah estetik tertentu sehingga
menghasilkan bentuk yang indah Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Motif
geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)
b. Motif
non geometris (manusia, tumbuhan, hewan)
c. Motif
benda mati (air, awan, batu, gunung, matahari)
2.
KERAJINAN
SULAM
Pengertian
Bordir dan sulaman Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain
atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan
untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam,
mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet Hasil akhir sulaman dapat
dibedakan menjadi:
·
Sulam datar: hasil sulaman
rata dengan permukaan kain
·
Sulam terawang (kerawang):
hasil sulaman berlubang-lubang, misalnya untuk
taplak meja dan pinggiran kebaya
·
Sulam timbul: hasil sulaman
membentuk gelombang di permukaan kain sesuai lekuk gambar. Jenis bordiran dan
sulaman Sulam bebas atau sulam benang.
Dalam
sulam benang, benang dijahit di atas kain dengan mengabaikan pola tenun kain.
Teknik sulam seperti ini dipakai dalam sulam wol seperti bordir tradisional
Cina dan Jepang. Sulam hitung jahitan Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah
jahitan yang dibuat. Sulaman dilakukan di atas kain tenunan sejajar seperti
kain kanvas,kain aida, kain strimin, dan kain linen. Jenis sulaman yang
termasuk sulam hitung jahitan adalah kruistik, sulam Assisi, needlepoint, dan blackwork.
3.
KERAJINAN
JAHIT PERCA
Pengertian
jahit perca Perca adalah sisa-sisa guntingan kain yang ada setelah membuat
pakaian atau karya kerajinan tekstil lainnya. Jahit perca/tambal
seribu/patchwork adalah proses pembuatan suatu produk kerajinan tekstil yang
terbuat dari potongan-potongan kain / perca yang digabungkan dengan cara
dijahit sesuai dengan rencana. Jahit perca pada dasarnya dipelajari
keteknikannya bukan pada bahannya.
a. Jenis-jenis
jahit perca
Ada
beberapa jenis Jahit Perca ditinjau dari cara pembuatannya adalah:
·
Cara acak (tak beraturan)
Jahit
perca cara acak (tak beraturan) adalah teknik jahit dengan menggabungkan
guntingan-guntingan kain dengan bentuk dan ukuran potongannya tidak sama,
kemudian guntingan- guntingan tersebut dijahit sesuai dengan desain. Berikut
ini adalah contoh karya jahit perca teknik acak.
·
Cara jiplakan pola
(template)
Jahit
perca teknik jiplakan pola adalah teknik jahit dengan menggabungkan
guntingan-guntingan kain yang dipola terlebh dahulu, dan selanjutnya dijahit
sesuai dengan rencana.
·
Cara tumpang tindih
(overlapping)
Jahit
perca teknik tumpang tindih adalah teknik jahit dengan menggabungkan
guntingan-guntingan kain yang di pola terlebih dahulu dengan cara meletakkan
pola bagian tengah diatas kain telah disiapkan dan selanjutnya dijahit bagian
tepinya, kemudian tindihlah dengan pola berikutnya dengan cara dijahit dengan
arah dari tengah ketepi hingga selesai secara keseluruhan.
·
Cara jahit jelujur
Jahit
jelujur adalah teknik yang biasanya digunakan untuk memberi kesan keindahan.
Untuk menggabungkannya tetap dikerjakan dengan teknik jahit mesin. Cara ini
sifatnya hanya penghias, maka dapat diterapkan baik pada teknik acak, teknik
template, teknik overlapping maupun teknik pola geometris.
·
Cara pola geometris.
Teknik
jahit perca menggabungkan guntingan kain dengan bentuk polapola geometris (segi
tiga, segi empat, segi lima dan bentuk-bentuk lainnya) yang terukur dan
selanjutnya dijahit sesuai dengan desain.
4.
KERAJINAN
JAHIT TINDAS
1. Pengertian
Jahit tindas (quilting) adalah teknik menghias permukaan kain dengan cara
melapisi atau mengisi kain dengan bahan pelapis atau pengisi kemudian dijahit
tindas pada permukaan kain sesuai dengan rencana. Jahit tindas adalah teknik
pembuatan suatu benda kerajinan tekstil dengan cara mengisi atau melapiskan
kain dengan bahan pelapis, kemudian dijahit pada bagian atas kain sesuai dengan
desain.
2. Jenis jahit tindas:
1. Jahit
tindas pengisi lembaran (wadded quilting) merupakan teknik menjahit dengan cara
mengisi atau melapisi diantara dua kain dengan bahan pelapis yang berupa
lembaran, kemudian dijahit sesuai pola
(gambar).
2. Jahit
tindas pengisi susulan (padded/stuffed quilting) merupakan teknik menjahit
tindas datar tetapi pada bagian tertentu ditambahkan isian susulan (busa,
dakron) untuk mendapatkan kesan yang lebih menonjol.
3. Jahit tindas pengisi tali (corded quilting)
Pada
prinsipnya sama dengan pengisi susulan, bedanya menggunakan tali, penyelesaian bisa dijahit mesin atau tangan.
4. Jahit
tindas efek bayangan merupakan gabungan dari jahit tindas pengisi lembaran,
susulan/tali hanya ada penambahan kain transparan pada permukaan kain.
3. Bahan
pelapis: - Koldore - Dakron - Busa - Tali - Kapas
5.
KERAJINAN
CETAK SARING
Cetak
saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen)
dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasarNylon atau sutra. Layar ini
kemudian diberi pola yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya.
Kain ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan
yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, akan terbentuk bagian-bagian
yang bisa dilalui tinta dan tidak. Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan
tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang
terbuat dari karet. Satu layar digunakan untuk satu warna. Sablo adalah sebuah
teknik untuk mencetak tinta diatas bahan dengan bentuk yang kita kehendaki.
Dengan bantuan screen sablon dan rakel sablon dalam proses pengerjaannya. Keunggulan dari teknik sablon
adalah : bisa mencetak dengan jumlah
yang banyak, hasil relatif stabil, bisa
menghasilkan beberapa efek menarik, mis : glitters, glow in the dark, timbul,
mengkilap/metalik, dsb. biaya cetak
cukup terjangkau, fleksibel bisa di aneka jenis permukaan bahan.
Pencetakan
dengan cara sablon di jaman serba Digital sekalipun akan terus diperlukan.
Cetak dengan metode sablon sangat diperlukan untuk pencetakan dalam media yang
tidak memungkinkan dilakukan oleh Mesin Digital dan Offset. Mesin sablon yang
dapat bekerja otomatis juga telah banyak
dipakai saat ini, namun meskipun demikian cetak sablon secara manual tentunya
masih banyak dilakukan dengan pertimbangan biaya lebih murah, misalkan Sablon
Kain untuk sepanduk dan pakaian, Kaos, Souvenir, sablon pada media plastik dan
sebagainya. Pada artikel ini kita akan mengulas hal-hal penting dan mendasar
tentang cara dan teknik pencetakan
sablon yang dilakukan secara manual salah satu teknik proses cetak yang
menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan
dasar Nylon atau sutra. Tahapan dan cara
kerjanya adalah sebagai berikut : Permukaan Screen Sablon di poleskan cairan
kental kusus/ emulsion. Cairan ini apabila telah dioleskan dan dikeringkan pada
permukaan screen tidak boleh terkena sinar matahari (dipoleskan dan dikeringkan
pada ruangan yang gelap /Pada ruangan tanpa kena cahaya langsung ultra violet).
Tujuannya adalah jika terkena cahaya saat sudah kering maka polesan tersebut
tidak akan dapat larut dengan air dengan baik. Setelah kering.. permukaan
tersebut di tempel/ditutup dengan Film dari hasil Print BW(Black/White) pada
media plastik/film transparent atau pada umumnya dapat menggunakan kertas
tranparan dari Kalkir.
Dilanjutkan
dengan proses “Penyinaran” terhadap Sinar matahari atau dibawah sinar yang
mengandung Ultraviolet. Proses penyinaran ini ditentukan dengan “Hitungan”
untuk
mengukur lamanya penyinaran dan ditentukan oleh Keras tidaknya cahaya yang
menerpa permukaan screen sablon tersebut. Film Kemudian dilepas dari permukaan
screen. Film yang telah diprint tersebut akan
“Menampakan”
duplikasi dari apa yang telah kita print pada layar.
Tahan selanjutnya adalah Penyiraman Permukaan
Screen dengan air. Cara penyiramanpun
harus berhati-hati sekali. Kenapa ??? Karena hasil print yang tampak pada screen jika terkena air akan terlarut,
ini disebabkan oleh karena Film yang dicetak
“Hitam”
dan permukaan layar yang dit
utup
Hitam tidak akan mengeras (Karena tidak tembus sinar). Begitu juga sebaliknya.
Disinilah perlu kehati-hatian dalam proses
penyiraman yang sering disertai dengan alat bantu “Semprot air mini”
dengan tujuan agar air bisa lebih keras dan bisa bagus tembus melelehkan hasil
print yang tercetak. Tahapan selanjutnya yaitu pengeringan kembali dari proses
diatas. Dan dilanjutkan pada proses
Cetak dengan pemberian Tinta kusus Sablon. Proses eksekusinya adalah dengan
menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel
yang terbuat dari karet. Satu layar digunakan untuk satu warna.Sementara bahan
yang dicetak berada dibawah screen dablon dan dilakukan penekanan secara sedemikian rupa. Jadi proses
cetak sablon adalah Tiap warna dalam sekali cetak.
6.
KERAJINAN
TENUN
Pengertian
Kain Tenun Tenunan yang dikembangkan oleh setiap suku/ etnis di Nusa Tenggara
Timur merupakan seni kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan kepada anak
cucu demi kelestarian seni tenun tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang
akan dikenal atau sebagai ciri khas dari suku atau pulau mana orang itu
berasal, setiap orang akan senang dan bangga mengenakan tenunan asal sukunya.
Pada suku atau daerah tertentu, corak/motif binatang atau orang-orang lebih
banyak ditonjolkan seperti Sumba Timur dengan corak motif kuda, rusa, udang,
naga, singa, orang-orangan, pohon tengkorak dan lain-lain, sedangkan Timor
Tengah Selatan banyak menonjolkan corak motif burung, cecak, buaya dan motif
kaif. Bagi daerah-daerah lain corak motif bunga-bunga atau daun-daun lebih
ditonjolkan sedangkan corak motif
binatang hanya sebagai pemanisnya saja. Kain tenun atau tekstil
tradisional dari Nusa Tenggara Timur secara adat dan budaya memiliki banyak
fungsi seperti :
a.. Sebagai
busana sehari-hari untuk melindungi dan menutupi tubuh.
b. Sebagai
busana yang dipakai dalam tari-tarian pada pesta/upacara adat.
c. Sebagai
alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas kawin)
d. Sebagai
alat penghargaan dan pemberian dalam acara kematian.
e. Fungsi
hukum adat sbg denda adat utk mengembalikan keseimbangan sosial yang terganggu.
f. Dari
segi ekonomi sebagai alat tukar.
g. Sebagai
prestise dalam strata sosial masyarakat.
h. Sebagai
mitos, lambang suku yang diagungkan karena menurut corak/ desain tertentu akan melindungi
mereka dari gangguan alam, bencana, roh jahat dan lain-lain.
i. Sebagai
alat penghargaan kepada tamu yang datang (natoni) Dalam masyarakat tradisional
Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta milik keluarga yang bernilai tinggi
karena kerajinan tangan ini sulit dibuat oleh karena dalam proses pembuatannya/ penuangan motif tenunan
hanya berdasarkan imajinasi penenun sehingga dari segi ekonomi memiliki harga
yang cukup mahal. Tenunan sangat bernilai dipandang dari nilai simbolis yang
terkandung didalamnya, termasuk arti dari ragam hias yang ada karena ragam hias
tertentu yang terdapat pada tenunan memiliki nilai spiritual dan mistik menurut
adat. Pada mulanya tenunan dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai
busana penutup dan pelindung tubuh,
kemudian berkembang untuk kebutuhan adat (pesta, upacara, tarian, perkawinan,
kematian dll), hingga sekarang merupakan bahan busana resmi dan modern yang
didesain sesuai perkembangan mode, juga untuk memenuhi permintaan/ kebutuhan konsumen. Dalam
perkembangannya, kerajinan tenun merupakan salah satu sumber pendapatan (UP2K)
masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama masyarakat di pedesaan. Pada umumnya
wanita di pedesaan menggunakan waktu luangnya untuk menenun dalam upaya
meningkatkan pendapatan keluarganya dan kebutuhan busananya. Jika dilihat dari
proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di Nusa Tenggara Timur dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yakni :
1. Tenun
Ikat : disebut tenun ikat karena pembentukan motifnya melalui proses pengikatan benang. Berbeda dengan daerah lain
di Indonesia, untuk menghasilkan motif
pada kain maka benang pakannya yang diikat, sedangkan tenun ikat di Nusa
Tenggara Timur, untuk menghasilkan motif maka benang yang diikat adalah benang
Lungsi
2. Tenun
Buna : istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara) "tenunan buna"
yang maksudnya menenun untuk membuat corak atau ragam hias/motif pada kain
mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai.
3. Tenun
Lotis/ Sotis atau Songket : disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket,
dimana proses pembuatannya mirip dengan
pembuatan tenun Buna yaitu mempergunakan
benang-benang yang telah diwarnai. Dilihat dari kegunaannya, produk
tenunan di Nusa Tenggara Timur terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu : sarung, selimut dan selendang
dengan warna dasar tenunan pada umumnya warna-warna dasar gelap, seperti warna
hitam, coklat, merah hati dan biru tua. Hal ini disebabkan karena masyarakat/
pengrajin dahulu selalu memakai zat warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit
dan tanaman lainnya dalam proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif
dominan warna putih, kuning langsat, merah mereon. Untuk pencelupan/ pewarnaan
benang, pengrajin tenun di Nusa Tenggara Timur telah menggunakan zat warna
kimia yang mempunyai keunggulan sepeti : proses
pengerjaannya cepat, tahan luntur, tahan sinar, dan tahan gosok, serta
mempunyai warna yang banyak variasinya. Zat warna yang dipakai tersebut antara
lain : naphtol, direck, belerang dan zat
warna reaktif. Namun demikian sebagian
kecil pengrajin masih tetap mempergunakan zat warna nabati dalam proses
pewarnaan benang sebagai konsumsi adat dan untuk ketahanan kolektif, minyak
dengan zat lilin dan lain-lain untuk mendapatkan kwalitas pewarnaan dan penghematan obat zat pewarna. Dari ketiga
jenis tenunan tersebut diatas maka
penyebarannya dapat dilihat sebagai berikut :
1). Tenun
Ikat : penyebarannya hampir merata disemua Kabupaten di Nusa Tenggara Timur
kecuali Kabupaten Manggarai dan sebagian Kabupaten Ngada.
2). Tenun
Buna : Penyebarannya di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu dan yang
paling banyak adalah di Kabupaten Timor Tengah Utara.
3). Tenun
Lotis/ Sotis atau Songket ; terdapat di Kabupaten/ Kota Kupang, Timor Tengah
Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Ngada,
Manggarai, Sumba Timur dan Sumba Barat.
7.
KERAJINAN
TAPES TRI
Apestry
adalah sebuah bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional yang biasa
dilakukan pada alat tenun vertikal.
Namun, juga dapat dilakukan di lantai juga. Proses htenun ini terdiri dari dua
arah benang yang bersilangan, yang sejajar dengan panjang disebut “warp” /
benang lungsin dan sejajar dengan lebar disebut “weft” / benang pakan.
Kebanyakan penenun tapestry menggunakan benang
lungsin berbahan alami seperti benang
linen atau benang katun. Benang pakan yang dipakai berupa benang wol atau benang katun, namun bisa pula benang sutra,
benang emas, benang perak, atau alternatif media lain. Tapestry telah
diproduksi dan digunakan sejak zaman Helenis. Contoh kerajinan tapestry Yunani
yang pernah ditemukan berasal dari abad ke-3 SM dalam kondisi terawetkan di
gurun Tarim Basin. Kerajinan tapestry mencapai tahap baru produksi massal di
Eropa pada awal abad ke-14 Masehi.
Gelombang pertama produksi berasal dari Jerman dan Swiss. Seiring waktu,
kerajinan diperluas ke Prancis dan Belanda. Konotasi istilah tapestry ini juga
digunakan untuk menggambarkan hasil kerajinan tekstil yang dibuat pada alat
tenun Jacquard. Sebelum tahun 1990-an, tapestry yang terkenal Abad Pertengahan
telah diproduksi dengan menggunakan teknik Jacquard. Namun pada abad
modernisasi, artis seperti Chuck Close dan Magnolia Editions telah
mengadaptasi proses Jacquard yang
terkomputerisasi untuk menghasilkan karya seni rupa yang indah memukau.
8.
KERAJINAN
MAKRAME
Makrame
adalah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan,
dengan membuat berbagai simpul pada rantai
benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai Dalam membuat
makrame, ada beberapa teknik yang digunakan antara lain teknik
pilin,simpul,anyam, atau rajut. Hasil karya kerajinan makrame memiliki
kesesuaian fungsi, kekuatan, dan keindahan yang berbeda-beda. Fungsi karya
kerajinan dapat dilihat dari penggunan benda tersebut. Kekuatan dari karya
kerajinan ditentukan dari kualitas bahan dasar yang digunakan. Apabila bahan
dasar yang digunakan kuat maka kualitasnya akan bagus. Keindahan karya
kerajinan makrame dapat dilihat dari model benda yang dibuat, corak, hiasan
atau aksesoris dari benda tersebut. Berikut ini cara membuat makrame untuk
gantungan kunci. Alat dan Bahan : - dua pita kain yang berbeda warna dengan
ukuran ± 1,5 m dan lebar 7 mm. - Tempat kunci - Gunting Cara Membuat :
1. Sediakan
pita kain dalam 2 warna, misalnya warna merah dan kuning.
2. Gunting
ujung kedua pita, kemudian masukkan ke dalam ring tempat kunci. Tarik dan
samakan panjangnya, sehingga pita menjadi rangkap empat.
3. Rapikan
kemudian disimpul mati dan pita siap dianyam.
4. Jepit
pita diantara jari telunjuk dan jari tengah, kemudian mulailah menganyam ! Cara
Menganyam :
1. Letakkan
pita bersilang, seperti tanda tambah (+)
2. Silangkanlah
pita 1 ke kiri melalui pita 2a !
3. Silangkanlah
pita 2a ke atas melalui pita 1 !
4. Silangkanlah
pita 1a ke kanan melalui pita 2a !
5. Silangkanlah
pita 2 ke bawah melalui pita 1a dan masukkan ke pita 1 !
6. Tariklah
keempat ujung-ujung pita sehingga anyaman menjadi rapi !
7. Setelah
itu buatlah anyaman berikutnya seperti cara di atas ! (lakukan sesuai petunjuk
mulai langkah no (1 – 6 )
8. Lakukan/
buatlah hingga sampai keempat pita tersebut menjadi pendek (kira-kira 5cm)
kemudian ikatlah ujungnya ! Untuk mempercantik gantungan, bisa diberi
aksesoris berupa lonceng kecil.
BAB IV
BAHAN DAN ALAT PEMBUATAN PRODUK
KERAJINAN TEKSTIL
A.
Bahan
dan Alat Pembuatan Produk Kerajinan Tekstil
Bahan
yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil diklasifikasikan
menjadi dua bagian, yaitu: bahan utama dan bahan pelengkap. Pada pembuatan
produk kerajinan tekstil bahan yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis
benda yang akan dibuat, fungsi dari benda tersebut, serta teknik yang akan
digunakan.
Secara
umum bahan utama yang dapat dipergunakan dalam pembuatan produk kerajinan
tekstil adalah bahan tekstil yang tebuat dari serat alam atau serat polyester
baik itu berupa kain tenun, rajut, kempa, ataupun berupa benang/tali, contoh
bahan-bahan tekstil yang dapat dipergunakan dalam pembuatan produk kriya
tekstil adalah kain katun, kain satin, benang katun, benang nylon, tali koor,
kain flanel, dan pita.
Pada
pembuatan produk kerajinan tekstil bahan pelengkap memiliki fungsi memperindah
atau menyempurnakan tampilan benda yang dibuat. Penggunaan bahan pelengkap pun
sama dengan bahan utama yaitu harus disesuaikan dengan jenis benda yang
dibuat,fungsi benda, serta teknik pembuatan yang digunakan. Bahan pelengkap
yang umumnya digunakan adalah bahan tekstil yang terbuat dari serat alam
ataupun polyester seperti kain pelapis/pengeras, busa pelapis, dakron, kain furing,
renda, pita dan retsluiting.
Alat
yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu: alat utama dan alat penunjang. Alat utama terdiri
dari: mesin jahit, alat-alat menjahit, gunting, pita ukur, papan landasan dan
lain-lain. Adapun alat penunjang terdiri dari: mata itik, lem, lilin bakar,
pemidangan, jarum T dan lain-lain.
B.
Mengenal
Kain Flanel
Kain
flanel (felt) adalah jenis kain dibuat dari serta wol tanpa ditenun. Kain
flanel termasuk salah satu bahan utama yang dipakai dalam kerajinan tekstil.
Terdapat kain flanel polos dan kain flanel bermotif.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Jadi
kesimpulannya adalah Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil
merupakan modal dasar bagi mereka yang akan terjun di Industri tekstil dan
fashion Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil sangat diperlukan
untuk mengenali, memilih, memproduksi, menggunakan dan merawat berbagai produk
tekstil seperti serat, benang, kain, pakaian dan tekstil lenan rumah tangga
lainnya. Karakteristik dan sifat bahan tekstil sangat ditentukan oleh
karakteristik dan sifat serat penyusunnya. Disamping itu sifat-sifat bahan
tekstil juga dipengaruhi oleh proses pengolahannya sperti dari serat dipintal
menjadi benang, dari benang ditenun menjadi kain kemudian dilakukan proses
penyempurnaan hingga menjadi produk jadi. Oleh karena itu untuk memahami lebih
jauh tentang bahan tekstil diperlukan pengetahuan tentang karakteristik dan
sifat berbagai jenis serat dan teknik pengolahannya menjadi bahan tekstil.
B.
KRITIK
DAN SARAN
Demikian
makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran
dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila
ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami
adalah hamba Tuhan yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
terimakasih infonya, saya jadi lebih mengerti apa saja hasil kerajinan tekstil , cara pembuatan dan tekniknya
ReplyDelete